Thursday, March 21, 2013

Gagu

Bahasamu kaku.

Ekspektasiku rancu.

Yang jelas aku cukup tau,
Menyeberang bukan langkah terbaikku.
Pun di sebelahmu.

Aku gagu.

Monday, March 11, 2013

Cerita Senja

Waktu menunjukkan kerapuhannya. Kuberi padanya setahun tapi tak bisa terlalu jauh ia menghapus goresan-goresan itu. Entah karena mereka terlalu bebal menempel di kertasku, atau karena, yah, memang si waktu yang tak cukup kuat melawan. Aku tidak pernah serta-merta menyerahkan sepenuhnya tugas itu pada waktu. Toh banyak cinta lain yang mencoba mengalihkan mata, banyak perhatian lain yang mencoba memeluk hati. Tapi tetap saja mata hati masih jauh memandang ke arahnya, goresan-goresan itu.

Sering kali aku tergoda untuk menulis di buku baru. Sering kali ingin aku sejenak, atau selamanya, meninggalkan buku lama penuh goresan khas itu. Tetapi tetap saja tak ada cerita yang terlalu menarik - entah otakku yang sudah dibuat kaku oleh euforia menulis di buku lama - atau mungkin aku terlalu menyukai kisah klasik dan selalu bermimpi untuk kembali ke dalamnya.

Lalu kuputuskan untuk tak terlalu ambil pusing, toh buku lama dan baru masih akan kusimpan, hanya saja aku tak bergairah menulis seperti sebelumnya. Pada akhirnya kuberikan lagi tugas kepada waktu. Tidak, tidak untuk menghapus goresan lagi, aku tak akan terlalu kejam lagi padanya, waktulah satu-satunya sahabatku kini. Tugasnya sekarang adalah untuk mengamatimu. Kamu yang membuatku bergairah menulis lagi. Dan suatu saat jika sahabatku - si waktu itu - berkata 'sudah saatnya', maka aku berjanji akan menurutinya. Kemudian jika dia menyuruhku untuk menulis lagi, aku percaya kamulah satu-satunya cerita yang paling menarik yang bisa aku gores nanti di buku baruku.

Berbaik-baiklah kamu pada sahabatku itu, ya. Karena dia sudah mulai menjalankan tugasnya. Ya, sejak kita berbagi cerita untuk pertama kalinya senja itu.
Sampai jumpa nanti :)